Luasan Rasa
didalam ingatanku yang lemah, masih tersimpan memori pertama kali aku melihatnya, tapak kaki pertama, kemeja merah marun dan tanpa kata. didalam ingatanku yang lemah, masih tersimpan memori beberapa kali perjumaan kita selanjutnya, tanpa sengaja berjumpa mata, tanpa sengaja tak menatap salah satunya. didalam ingatanku yang lemah, masih tersimpan setiap lontar kata-kata yang keluar darinya sampai sejauh itu aku masih memperhatikannya. didalam ingatanku yang lemah, aku bahkan tak berani menyapa, kala aku mendapatkan nomor handphonenya. bukan dari seorang teman, bukan pula langsung darinya. aku mencarinya sendiri lewat media sosialnya. dasar aku, kenapa sampai sebegitunya terlalu mengejar orang itu. hingga pada saat orang lain mulai mendekat, aku berhenti mengejarnya, tanpa aku berusaha terlalu keras mendapatkannya. biarlah aku jatuh sendirian, seperti pada sebelumnya. bukan aku sudah tak menyukainya, karna bersama orang baru itu aku harus menghargai setiap perjuangannya. didalam ingatank